Money Management - Resiko Trading Forex
Tuesday, February 7, 2012
Saya berharap bisa mendapat untung yang besar dari trading forex. Dengan penuh keyakinan, saya masukkan $1000 ke dalam sebuah broker. Uang $1000 tersebut adalah hasil menabung saya selama setahun terakhir. Setelah membuka posisi pertama sebesar 3 lot, saya mendapatkan profit $500, “Hebat, sehari saja uang saya sudah bertambah 50%. Wah, kalau buka 5 lot, kan bisa lebih banyak nih.” gumam hati saya.
Lalu, saya buka lagi 5 lot, grafik mulai bergerak berlawanan dengan kehendak saya. Dengan posisi floating minus yang cukup besar, saya lirik equity saya, wah tinggal $800… Sambil berkeringat dingin, hati saya berkata, “Tenang, tenang, sebentar lagi pasti grafik berbalik arah…” Namun, kenyataan berbicara lain, equity sekarang tinggal $450 saja. Badan mulai panas dingin, hati terasa kacau, makanan di atas meja tak lagi nikmat, dan bantal pun tidak empuk lagi.
Akhirnya, momen kiamat tiba, account saya terkena margin call. Hasil kerja setahun kemarin, hilang begitu saja. Saya mulai cerita kepada teman-teman, “Broker saya penipu, scam. Mereka mengambil uang saya, berkali-kali requote saat saya mau profit besar, eksekusinya lambat, blah blah blah…” (memang kasihan bener kambing yang berwarna hitam). Hal itu adalah pelampiasan semata, di mana saya tidak sanggup menerima kenyataan bahwa uang yang saya peroleh dengan kerja keras, hilang begitu saja. Apa artinya? Apa yang saya pertaruhkan di sini terlalu besar, jauh lebih besar dari yang bisa saya relakan. Solusinya? RISK MANAGEMENT. Bermainlah di zona yang tepat bagi diri Anda.
Kalau boleh saya definisikan, Risk atau Resiko, adalah sebuah kegagalan, sebuah ketidakberuntungan, atau kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi pada seseorang. Dan dalam dunia forex, resiko bisa diartikan sebagai hilangnya modal yang Anda tradingkan. So, Risk Management atau Managemen Resiko di dalam dunia forex adalah bagaimana Anda mengidentifikasikan resiko-resiko yang ada, menganalisa tingkat resiko yang sesuai bagi diri Anda sendiri, dan kemudian mengambil keputusan bagaimana Anda akan berinvestasi di forex.
Dalam trading forex, loss adalah hal yang sangat mungkin terjadi, peluang menang-kalah adalah 50:50. Jadi, kemungkinan besar loss tidak dapat dihindarkan. Dengan manajemen resiko yang baik, kita bisa mengontrol modal kita dan meminimalisir kerugian saat loss, sehingga saat itu terjadi, kita tidak terlalu shock. Mungkin satu hal yang perlu ditanyakan sebelum membuka posisi, atau mungkin sebelum trading, kalau uang ini, atau sebagian dari uang ini habis, apa yang terjadi pada saya? Kalau jawabannya, “Wah, saya bisa-bisa ngga tidur 3 hari 3 malam” atau bahkan ekstrim “Arrrgghh, biarkan saya mati saja”, maka sebaiknya pikirkan lagi. Perkecil modal yang dimasukkan, sampai ke titik di mana Anda bisa menerima resiko. Kalau sampai berkali-kali mengurangi rencana modal yang hendak dimasukkan, namun masih juga berpikir demikian, maka investasi di dunia forex tampaknya tidak cocok dengan tingkat resiko pada diri Anda.
Jika Anda sudah bisa menentukan, “Saya akan bermain dengan modal sekian”, apakah itu 1% dari total aset, 5% ataukah 10%, tidak menjadi soal, asal tingkat resikonya sesuai dan dapat diterima. Maka selanjutnya dari modal yang telah dimasukkan, berapa persen yang akan diresikokan jika terjadi loss? Untuk hal ini, disarankan tidak melebihi 5%.
Selain loss, resiko lain yang mungkin terjadi adalah broker scam, atau agen menggelapkan dana Anda. Hal ini juga membuat kita kehilangan modal. Oleh karena itu, pastikan broker yang dipilih adalah broker baik yang bonafide, dan jangan percaya pada sembarang orang yang hendak membantu Anda berinvestasi di broker tertentu. Salah satu alasan SFX Club bekerja sama dengan FXInd/FXOpen adalah karena FXOpen merupakan sebuah perusahaan yang sangat solid, diregulasi oleh FSC Mauritius, dan salah satu broker terpopuler di Timur Tengah ini memiliki volume trading yang cukup besar, yakni sekitar $55 miliar (Rp 550.000.000.000.000 – fantastis, coba kita hitung jumlah nolnya – lima ratus lima puluh triliun Rupiah) per bulan, atau sekitar $3 miliar (Rp 30 triliun) per hari. Tentunya hal ini menahbiskan FXOpen sebagai salah satu broker terbaik di dunia. Volume trading yang besar menunjukkan bahwa banyak investor bergabung dan trading bersama FXOpen, dan banyaknya trader yang berminat terhadap FXOpen menunjukkan kualitas layanan yang top. (Untuk buktinya bisa klik di sini)
Melihat pada peluang profit dan loss yang besarnya sama, 50:50. Maka kita bisa menarik kesimpulan, bahwa tidak mungkin kita akan terus untung, tanpa rugi 1 kali pun. Apabila ada yang menjual sesuatu yang menyebutkan profit 100% atau 99%, strategi tidak pernah kalah, dan lain sebagainya, apakah kita bisa mempercayainya? Tentunya sangat sulit mengubah 50:50 menjadi 100:0. Perlu kita cari informasi dengan seksama, membeli janji-janji yang belum jelas hasilnya juga termasuk sebuah kerugian, dan ini juga merupakan resiko yang bisa mengurangi modal kita. Kecermatan kita akan meminimalisir resiko dari hal-hal seperti ini.
Inilah gambaran awal mengenai resiko utama forex, dan pentingnya manajemen resiko. Pada artikel selanjutnya saya akan coba memberikan beberapa tips mengenai apa saja yang perlu diperhatikan untuk meminimalisir resiko, termasuk bagaimana menganalisa profil atau tingkat resiko Anda, sehingga trading akan menjadi lebih aman, nyaman dan menghasilkan. Trading forex bukanlah meraih untung sebesar-besarnya dalam waktu secepat mungkin, namun lebih pada bagaimana sebagian uang yang Anda investasikan mampu memberikan return yang memuaskan dengan resiko yang bisa ditoleransi.
Ditulis oleh surabayaforex.com